Iklan

Testimoni Menulis



Dear, kawan-kawan…



Yang malas menulis atau tidak. Saya juga lagi malas menulis dan terkadang kesel pada diri sendiri, he… he… he….

Yang senang membaca atau tidak. Tapi saya.... Rahasia akh...
Tapi ini testimoni saya tentang menulis:

Menulis itu seperti pulang ke rumah. Tempat kita mencurahkan segala isi hati. Merasa nyaman setelah unek-unek kita ada yang mendengar. Di rumah: orangtua, istri atau anak kita mendengarkan. Saat kita menulis, orang membacanya. 


Menulis itu seperti pulang ke rumah. Tempat kita mandi sepuasnya. Tak ada yang mengusik. Apalagi mengetok-ngetok pintu kalau di luar ada yang kebelet, he… he… he.... Itu kalau di rumah kita punya lebih dari satu kamar mandi yooo?! Saat kita menulis, kita bisa bermandikan kata sepuasnya. Tak ada yang interupsi. Tapi hati-hati kalau ada yang kebelet dengan tulisan kita.

Menulis itu seperti pulang ke rumah. Tempat kita berkumpul dan bersenda gurau. Di pegang kepala bukannya marah, tapi senang. Dekat. Saat menulis, kita bisa dekat dengan siapapun. Bedanya dikit, jangan coba-coba pegang kepala orang dalam tulisan kita, he… he… he….

Menulis itu seperti pulang ke rumah. Tempat kita bisa tidur dengan nyenyak. Bermimpi. Saat kita menulis, kita bisa berimajinasi. Pergi, berkendara, bergaul dan makan apa saja yang di dunia nyata belum bisa kita raih. 

Menulis itu seperti pulang ke rumah. Tempat kita bisa merasa senang, berempati dan susah dengan sebenar-benarnya. Senang melihat anak-anak kita ceria. Susah kalau mereka sakit. Mungkin karena peng tubiet kali ya…. Akh, tidak.

Bukan rumah kalau tidak seperti itu. Bukan menulis namanya jika tak merasakan demikian.
Rumah adalah media. Media adalah rumah.

Kadang kita, saya, anda dan kita juga berkumpul. Membuat media. Membuat replika rumah.
Saya, anda dan kita semua tetap saling membutuhkan. Bilapun belum menjadi rumah seutuhnya. Tapi ia telah membentuk replika rumah. 

Jadi, mengapa juga saya dan mungkin anda jadi malsa (?:malas) menulis sekarang ya...?!
Reactions