Balee Khalut. |
Mon Khalut. FOTO: REPRO/Trang |
Mon Khalut. Mon atau sumur.
Sementara khalut sangat erat
kaitannya dengan ritual agama. Penamaan
Mon Khalut diyakini terkait Balee Khalut yang berada persis di samping Mon
Khalut atau masih satu komplek dengan makam Tgk. Syik Awe geutah.
Balee Khalut itu sendiri dimanfaatkan
peziarah untuk bermuhasabah. Menjauhkan
diri dari kesibukan duniawi.
Mereka yang melakukan khalut berusaha
mendekatkan diri dengan Sang Pencipta melalui shalat, zikir, membaca Alquran dan rutinitas
keagamaan lainnya.
Rutinitas Keagamaan di Balee Khalut pun tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Awe Geutah saja, tetapi, sebagaimana dituturkan Keuchik Muttaqin, juga dilakukan oleh peziarah yang yang berasal dari luar. Mereka mendiami balee tersebut saat bulan Ramadhan. Terutama pada 10 hari terakhir.
Soal Mon Khalut, air sumurnya diyakini bisa menyembuhkan
berbagai penyakit. Karena itulah tak mengherankan bila hingga saat ini, banyak
warga yang berdatangan ke sana khusus untuk mengambil air dari Mon Khalut.
Selain membasuh kepala, air dari Mon Khalut biasanya juga langsung diminum oleh
para peziarah untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Dikisahkan, pada masa itu, Tgk. Syik Awe Geutah baru saja pulang dari
tanah suci, Mekkah, Arab Saudi dengan membawa banyak jerigen air zamzam. Nah,
seluruh air zamzam yang dibawa oleh Tgk. Syik Awe Geutah itu dituangkan ke dalam Mon Khalut tersebut.
Menurut literatur yang
ada, awalnya Mon Khalut itu tidak lah memiliki dinding dan baru dibuat pada Juni 1956.
Teman saya, Najib Zakaria
juga merasakan lebih nyaman dan seperti terbebas dari masalah setelah membasuh
kepala dan meminum air dari Mon Khalut itu. (mardani malemi)